Selasa, 30 November 2010

Demo Tolak Pelantikan Gubernur, 6 Mahasiswa Luka


sejumlah Himpunan Mahasiswa Islam Curup (HMI)  terlibat bentrok dengan petugas Kepolisian saat aksi menolak pelantikan Agusrin Maryono Najamudin dan Junaidi Hamzah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu periode 2010-2015, Senin (29/11), di Bengkulu. Akibatnya, enam mahasiswa luka-luka.

Bentrok terjadi karena puluhan mahasiswa tersebut memaksa masuk dan menembus blokade Pengamanan. Dalam bentrokan itu, sejumlah mahasiswa mengalami cedera seperti patah di bagian kaki, tangan, pinggang dan luka bocor di kepala.

Korban kekerasan itu antara lain Simbuldin, Aprianto, Sony Taurus, dan Dadang. Seorang di antaranya saat ini terpaksa dilarikan ke Rumah sakit M Yunus karena mengalami patah pinggang serius.

Menurut Koordinator aksi Melyansori, kejadian ini akan dilaporkan mahasiswa ke Komnas HAM dan Propam. Sebab, menurut dia, polisi telah melakukan tindakan kekerasan dan melanggar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1998 tentang kebebasan mengemukakan pendapat. "Tindakan ini terang saja telah melukai demokrasi, karena aksi dilindungi oleh undang-undang," tegas Melyansori.

Aksi itu dilakukan karena mahasiswa tidak setuju Agusrin yang menjadi tersangka kasus korupsi dana bagi hasil pajak dilantik kembali menjadi Gubernur.

Hingga saat ini puluhan mahasiswa tersebut masih bertahan di Gedung Taman Budaya, sekitar 200 meter dari Gedung DPRD Provinsi Bengkulu. Rencananya mahasiswa akan melakukan aksi kembali pada pukul 15.30 WIB saat Agusrin dilantik.

Sementara itu, Brigadir Jenderal H. Burhanuddin Andi mengatakan, akan menindak tegas siapa pun yang mencoba menghalangi pelantikan gubernur-wakil gubernur. Sebab, menurut dia, Agusrin sah menang dalam pemilihan kepala daerah 4 Juli lalu yang langsung dipilih oleh masyarakat Bengkulu. "Jika ada yang tidak setuju wajar, namun wajib menghargai pilihan masyarakat yang lain," ujarnya.
Ratusan mahasiswa Bengkulu, Senin (29/11) siang, bentrok dengan anggota polisi ketika mereka berupaya menolak pelantikan Gubernur terpilih periode 2010-2015 Agusrin Najamuddin.

Demo berlangsung di depan Gedung DPRD Provinsi Bengkulu mendesak anggota dewan untuk membatalkan pelantikan gubernur terpilih Agusrin Najamuddin yang dilakukan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Pendemo yang mulai panas memaksa masuk ke dalam Gedung DPRD namun dihadang aparat. Akibatnya baku hantam tidak terhindarkan. Polisi yang marah langsung menarik beberapa mahasiswa yang diduga menjadi koordinator lapangan. Dalam  bentrokan ini delapan mahasiswa terluka dan seorang mahasiswa dilarikan ke rumah sakit karena luka serius di kepala.
Bentrokan mewarnai unjuk rasa ratusan mahasiswa dari sejumlah kampus di Bengkulu, Senin (29/11). Seorang mahasiswa terluka para dipukuli polisi. Baku hantam antara pengunjuk rasa dan polisi pun tak terhindarkan.

Mahasiswa berdemo menolak pelantikan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Bengku terpilih, hari ini. Saat hendak mendekat ke Kantor DPRD Bengkulu, mahasiswa dihalangi barikade polisi mulai di Gedung Taman Budaya, berjarak sekitar 200 meter dari kantor tersebut.

Sempat terjadi negosiasi antara perwakilan pengunjuk rasa dan polisi. Namun, negosiapasi berakhir buntu. Baku hantam seketika pecah. Kericuhan meluas setelah sejumlah orang melempar batu dan bungkusan plastik berisi air cabe ke arah polisi.

Kepala Kepolisian resor Bengkulu Ajun Komisaris Besar Polisi Joko Supriyanto mengakui beberapa kali harus terlibat kontak fisik dengan mahasiswa. Kericuhan baru mereda setelah mahasiswa memilih mundur sementara.

Mahasiswa menolak Gubernur terpilih Agusrin M. Najamudin karena diduga berstatus dugaan korupsi Rp21, 3  miliar di Dinas Pendapatan Daerah Bengkulu. Mahasiswa mendesak pemerintah bersikap tegas terhadap kepala daerah yang bermasalah dengan hukum.(Safran Ansyori/IKA)

Pengikut